Pdt. Simon Kostoro
Sabtu, 7 September 2019
Mat 6:21 “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Uang penting, tetapi bukan segala-galanya, karena:
- Uang tidak dapat membeli keselamatan (Mzm 49:8-10)
- Hidup seseorang tidak tergantung pada kekayaannya (Luk 12:15)
- Uang tidak dibawa mati (Ayub 1:21)
Bagaimana seharusnya kita menyikapi keuangan?
“Money is a great servant but a bad master”
(Francis Bacon)
- Money as “a bad master” (uang sebagai tuan yang jahat)
1Tim 6:10 “Akar segala kejahatan ialah cinta uang”
di dalam 2 Tim 3:1-2 juga dikatakan bahwa pada akhir jaman akan datang masa sukar, karena manusia menjadi hamba uang.
Dalam Matius 6:24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Sebab itu mari kita periksa hati masing-masing, siapa yang menjadi tuan dalam hidup kita? Apakah itu Yesus atau mamon?
- Money as “a great servant” (uang sebagai hamba yang hebat)
Dalam konteks positif, uang dapat dipakai untuk hal-hal yang luar biasa. Dalam injil Luk 16:1-9 ada perumpamaan mengenai bendahara yang tidak jujur. Dalam 2 ayat terakhir (Luk 16:8-9) “8Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 9Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”
Yang dipuji oleh Tuhan Yesus adalah “kecerdikan” dari bendahara ini, bukan ketidak jujurannya. Tuhan Yesus tetap tidak menyukai ketidak jujuran, tetapi seringkali kita tidak cerdik dalam menata masa depan kita seperti yang dilakukan oleh bendahara dalam cerita ini. Bendahara ini bisa memakai “uang” untuk keuntungan masa depannya. Tetapi kita sebagai orang percaya, sering kali tidak bisa memakai uang ini untuk “keuntungan” masa depan kita. Lalu apa yang dimaksud dengan “keuntungan” masa depan kita? Kita orang percaya adalah makhluk-mahluk sorgawi yang sementara tinggal di dunia. Sebab itu kalau kita harus cerdik seperti bendahara ini, kita harus bisa memakai mamon ini untuk mendapat keuntungan bagi masa depan kita yang kekal di sorga! Sebab itu dikatakan simpanlah hartamu di sorga, karena ngengat, karat dan pencuri tidak dapat merusaknya. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus, bagaimana kita cerdik dalam memakai benda-benda yang hanya sementara ini (uang) untuk mendapat keuntungan kekal !
Terobosan keuangan yang sesungguhnya bukanlah kunci-kunci untuk mendapat keuntungan yang lebih banyak, tetapi bagaimana kita menata hati kita, yang dulu kita menganggap uang sebagai tuan, sekarang kita anggap uang itu sebagai hamba! Itulah terobosan yang sesungguhnya!
Sebagai anak Tuhan kita tetap harus bekerja dengan rajin, giat dan bertanggung jawab,dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan, tapi jangan kita bekerja hanya untuk mencari uang. Uang tetap hanyalah uang, hanya alat, tidak lebih dari itu!
Di dalam alkitab juga ada cerita mengenai seseorang yang mendapatkan kebahagiaan sejati yaitu Zakheus (Luk 19:1-10). Sebelum mengenal Tuhan, hidupnya hanya mengejar uang. Tetapi setelah mengenal Yesus, ia mengalami terobosan, uang sudah tidak berarti lagi baginya, karena ia telah menemukan kebahagiaan yang sejati. Biarlah hidup kita juga demikian!
Kesimpulan:
Bila anda mau berbahagia, jadikan uang sebagai “alat”, bukan sebagai “Tuan”!