MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN

Pdt. Franklin Lumoindong (Sidoarjo)

Sabtu, 26 Oktober 2019

Bacaan: Markus 6:45-52

Di dalam Kitab Injil tercatat sebanyak kurang lebih dua kali peristiwa Yesus berada di danau Galilea bersama dengan murid-murid-Nya. Yang pertama ketika Yesus bersama dengan murid-murid-Nya di dalam satu perahu, kemudian angin ribut datang dan Yesus meneduhkan angin ribut tersebut. Dan yang kedua ada dalam kisah ini. Tetapi bedanya, dalam kisah ini Yesus tidak ada bersama dengan murid-murid-Nya dalam perahu.

Di dalam kisah ini ada angin sakal yang menghadang perjalanan para murid. Kisah ini juga dapat menggambarkan kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Ada saatnya ‘angin’ yang bertiup itu membawa berkat, tetapi di sisi lain ada ‘angin’ yang mendatangkan kehancuran dan merusak yang berasal dari iblis. Angin ribut dalam kehidupan kita dapat datang dengan cara yang berbeda-beda, bisa besar, juga bisa kecil. Namun satu hal yang sama, yaitu kita tidak dapat memprediksi kapan ‘angin’ tersebut datang.

Angin sakal yang menghadang para murid bukanlah angin yang besar atau yang bersifat menghancurkan. Akan tetapi angin ini terus menghadang bertubi-tubi, sehingga menghalangi pergerakan kapal untuk maju menyeberangi danau Galilea. Akibatnya para murid merasa lelah karena tidak ada langkah maju. Padahal danau Galilea bukanlah danau yang asing bagi mereka, karena mereka biasa berlayar di daerah sana. Kisah ini juga menggambarkan ‘angin’ permasalahan yang melelahkan kita, sehingga kekuatan kita semakin merosot dan tujuan kita seperti tertutup atau tidak mungkin tercapai.

Dari kisah di atas ada tiga hal yang harus kita ingat waktu kita menghadapi badai kehidupan (persoalan atau tantangan) yang melelahkan kehidupan fisik maupun rohani kita, yaitu:

  1. Terimalah fakta bahwa sebenarnya tangan Tuhan ada di dalam hal itu 

Tuhan menaruh kita dalam situasi tersebut bukan untuk mengandaskan iman kita, tetapi untuk mengerjakan sesuatu di dalam jiwa kita. Yesus tidak pernah dikagetkan dengan tantangan atau masalah apapun yang kita hadapi. Tangan Tuhan ada di balik ini semua, namun kita harus mengerti bahwa tidak ada situasi negatif dalam kehidupan kita yang berasal dari Tuhan! Persoalan maupun tantangan datangnya dari Iblis, namun diijinkan oleh Tuhan terjadi dalam hidup kita untuk mengajarkan sesuatu kepada kita, supaya iman kita semakin bertumbuh. Kehidupan mengiring Yesus bukan hanya tentang mujizat, tetapi adakalanya juga tentang penderitaan atau keadaan yang kurang baik. Hidup mengiring Tuhan tidak selalu enak dan gampang, ada saatnya iman kita ini diuji. 

  1. Kita tidak berada di luar ruang lingkup pantauan Tuhan.

Meskipun Tuhan tidak bersama-sama di dalam kapal dengan murid-murid-Nya tetapi Tuhan melihat dari jauh keadaan para murid yang sedang bersusah payah mengayuh menghadapi angin sakal. Begitu pula dengan kita, Tuhan dapat melihat pergumulan kita yang terdalam dan Tuhan sangat mempedulikan pergumulan yang kita hadapi. Jemaat Tuhan yang sedang bergumul tidak lepas dari monitor Allah.

Bersusah payah dalam bahasa yunani adalah basanizo yang mempunyai empat pengertian:

  1. Pergumulan sesorang saat mereka terlibat di dalam pemeriksaan pengadilan. 
  2. Tekanan karena adanya penderitaan sakit penyakit atau penderitaan secara mental yang menyiksa.
  3. Tekanan pada jiwa dan batin kita karena diperhadapkan dengan lingkungan sekitar yang kadang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Contohnya adalah Lot. Lot disebut orang benar yang berkompromi dengan dunia, kemudian pergi ke Sodom dan Gomora, tempat  orang-orang berdosa, dan di situ Lot tertekan jiwanya (2 Pet. 2:7). 
  4. Siksaan yang datang dari serangan Iblis. Setan tidak pernah senang dengan anak-anak Tuhan (Why. 12:12). Setan adalah musuh kita yang paling jahat karena ia tahu masanya singkat untuk kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.
  1. Tuhan tidak pernah ditaklukkan dengan angin dan gelombang persoalan kita. 

Tuhan ijinkan persoalan datang untuk menunjukkan mujizat-Nya yang belum pernah Ia lakukan sebelumnya. Tuhan mempunyai 1001 macam cara untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. 

Kalau saat ini kita mengalami ‘angin’ pencobaan, marilah datang kepada Tuhan. Dia memang yang mengijinkan kita masuk dalam suatu situasi tersebut, tetapi tidak pernah terbersit di dalam hati-Nya untuk membiarkan kita tenggelam. Tuhan terlebih tahu jalan keluarnya dari kita. Percayalah justru di dalam keadaan yang terburuk ada mujizat yang belum pernah ada yang disiapkan-Nya bagi kita! (CN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *